341 views

Mengenai Warga Sulteng Yang di Bubarkan di Perbatasan, Begini Ceritanya

LUWU TIMUR, POSJURNALIS.COM – Berawal dari pihak yang tidak bertanggung jawab, canangkan program yang tidak sepaham dengan pemerintah sehingga ratusan warga asal Sulteng Kecamatan Pamona Selatan dibubarkan oleh Tim Gabungan Sulawesi Selatan, Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Mangkutana, Desa Kasintuwu. Rabu (10/01/24).

Kata warga yang sempat curahkan pendapat setelah dibubarkan bahwa, kehadiran mereka ke perbatasan yang masuk areal Desa Kasintuwu itu atas program dompelo yang akui dirinya sebagai mokole atau raja pamona sehingga lewat program yang cukup menjanjikan, membuat warga Sulteng Kecamatan Pamona Selatan tertarik daftarkan diri sebagai anggota kelompok tani.

Tak hanya itu, kata mereka bahwa, adanya tenda yang di dirikan cukup luas di perbatasan itu, lantaran persiapan pertemuan dengan beberapa kementrian yang dijadwalkan tepat di tanggal 10 Januari 2024 kemarin sesuai arahan penanggung jawab program, namun ternyata hasilnya nihil.

” Kami dijanjikan mau pertemuan dulu, karna ada Mentri yang mau datang, setelah itu baru di bagikan lokasi kebun karna ada katanya perusahaan PT. Palma yang mau pasilitasi kelompok tani lewat pak Muhajir ” beber warga.

” Mengenai pendaftaran, kami setor Poto copy KTP, ada yuran administrasi tapi tidak semua pendaftar dibebankan, itupun berbeda beda, ada yang setor Rp. 50 ribu, 100, 200 bahkan hingga 300 ” tambahnya.

Keterangan terpisah dari sebagian warga yang sempat saksikan saat Tim gabungan sesar sekretariat pengurus hadirnya warga Sulteng ke perbatasan, bahwa mereka ibah terhadap seorang yang ditokohkan jadi sasaran Penanggung jawab terhadap aparat, karna penanggung jawab utama grop dompelo tak seorangpun yang nongol di sana, sehingga mereka minta agar pengurus dompelo di ambil, pertanggung jawabkan atas program dan kebohongan yang terjadi.

” Kasian pak, itu AB mau di bawa, untuk pertanggung jawabkan, harus panggil semua itu dompelo, jelas semua nama namanya yang sering kesini, na orang dari sana ji orangnya, mulai ketuanya, sekretarisnya, bendahara bahkan anggotanya” ucap kesal warga.

Sejauh ini Tim gabungan yang turun ke TKP didaerah perbatasan Sulteng – Sulsel, pada penegasannya kemarin Rabu 10 Januari 2024, bahwa semua tenda yang didirikan di areal perbatasan itu, wilayah Sulsel, bongkar semua. (TIM)

Related articles

Wabup Morowali Ceramah Pada Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nurul Iman Desa Beringin Jaya

MOROWALI, POSJURNALIS.COM – Wakil bupati Morowali Dr. H. Najamudin M.Pd., menghadiri peringatan hari besar Islam (PHBI), maulid Nabi Muhammad SAW, 12 Rabbiul Awal 1444 Hijriah, di masjid Nurul Iman desa Beringin Jaya, Kec. Bumi Raya, sabtu, 08/10/2022. Mengusung tema “Meneladani akhlak dan meningkatkan cinta kepada Rasulullah SAW”. acara peringatan maulid juga turut dihadiri oleh camat […]

Sadhak Husain Terpilih Nahkodai SAPMA Pemuda Pancasila Morowali

MOROWALI, POSJURNALIS.COM – Berdasarkan Hasil Musyawarah Cabang Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP) Cabang Morowali yang dilakukan secara demokratis, menetapkan Moh. Sadhak Husain sebagai Ketua Cabang SAPMA PP Kabupaten Morowali periode 2023-2025. Musyawarah ini dibuka langsung Sekda Morowali Yusman Mahbud, dihadiri Ketua Majelis Wilayah Sapma PP Provinsi Sulteng Erik R Agan, Ketua […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *