LUWU TIMUR, POSJURNALIS.COM – Berawal dari pihak yang tidak bertanggung jawab, canangkan program yang tidak sepaham dengan pemerintah sehingga ratusan warga asal Sulteng Kecamatan Pamona Selatan dibubarkan oleh Tim Gabungan Sulawesi Selatan, Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Mangkutana, Desa Kasintuwu. Rabu (10/01/24).
Kata warga yang sempat curahkan pendapat setelah dibubarkan bahwa, kehadiran mereka ke perbatasan yang masuk areal Desa Kasintuwu itu atas program dompelo yang akui dirinya sebagai mokole atau raja pamona sehingga lewat program yang cukup menjanjikan, membuat warga Sulteng Kecamatan Pamona Selatan tertarik daftarkan diri sebagai anggota kelompok tani.
Tak hanya itu, kata mereka bahwa, adanya tenda yang di dirikan cukup luas di perbatasan itu, lantaran persiapan pertemuan dengan beberapa kementrian yang dijadwalkan tepat di tanggal 10 Januari 2024 kemarin sesuai arahan penanggung jawab program, namun ternyata hasilnya nihil.
” Kami dijanjikan mau pertemuan dulu, karna ada Mentri yang mau datang, setelah itu baru di bagikan lokasi kebun karna ada katanya perusahaan PT. Palma yang mau pasilitasi kelompok tani lewat pak Muhajir ” beber warga.
” Mengenai pendaftaran, kami setor Poto copy KTP, ada yuran administrasi tapi tidak semua pendaftar dibebankan, itupun berbeda beda, ada yang setor Rp. 50 ribu, 100, 200 bahkan hingga 300 ” tambahnya.
Keterangan terpisah dari sebagian warga yang sempat saksikan saat Tim gabungan sesar sekretariat pengurus hadirnya warga Sulteng ke perbatasan, bahwa mereka ibah terhadap seorang yang ditokohkan jadi sasaran Penanggung jawab terhadap aparat, karna penanggung jawab utama grop dompelo tak seorangpun yang nongol di sana, sehingga mereka minta agar pengurus dompelo di ambil, pertanggung jawabkan atas program dan kebohongan yang terjadi.
” Kasian pak, itu AB mau di bawa, untuk pertanggung jawabkan, harus panggil semua itu dompelo, jelas semua nama namanya yang sering kesini, na orang dari sana ji orangnya, mulai ketuanya, sekretarisnya, bendahara bahkan anggotanya” ucap kesal warga.
Sejauh ini Tim gabungan yang turun ke TKP didaerah perbatasan Sulteng – Sulsel, pada penegasannya kemarin Rabu 10 Januari 2024, bahwa semua tenda yang didirikan di areal perbatasan itu, wilayah Sulsel, bongkar semua. (TIM)