LUWU TIMUR, POSJURNALIS.COM – Di halaman SMA Negeri 10 Luwu Timur, Desa Kertoraharjo, kecamatan Tomoni Timur, Kamis (31/10), suasana berubah layaknya panggung fesyen profesional.
Setiap kelas menampilkan beragam model yang berbalut busana dari bahan daur ulang, menonjolkan tema putri kerajaan dan peri cantik. Yang membedakan, busana mereka tak terbuat dari kain mahal, melainkan kertas, koran bekas, kantong plastik, gelas, hingga botol plastik yang telah diolah dengan kreativitas tinggi.
Para siswa memukau penonton dengan gaun-gaun elegan, seakan menciptakan dunia fantasi dari bahan yang biasanya terbuang. Di tangan-tangan terampil mereka, limbah tak lagi hanya sekadar sampah, melainkan karya seni yang layak diapresiasi.
Imam Sopi’i, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Luwu Timur, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi siswa dalam mengolah limbah menjadi sesuatu yang bernilai. “Kami ingin siswa tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki rasa cinta terhadap lingkungan. Dengan membuat busana dari bahan daur ulang, mereka belajar menghargai sampah sebagai sumber daya,” ujar Imam Sopi’i.
Kegiatan ini bukan sekadar ajang untuk memamerkan kreativitas, namun juga sebuah pelajaran berharga bagi siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melalui langkah sederhana ini, SMA 10 Luwu Timur berusaha menanamkan kesadaran bahwa sampah dapat menjadi sesuatu yang indah dan bermanfaat, sekaligus mengajak generasi muda untuk lebih peduli pada kelestarian alam.(TIM/**)