LUWU TIMUR, POSJURNALIS.COM – Wafatnya sekertaris adat Desa Tadulako yang berada pada jajaran Lembaga Adat Lemba Pamona Luwu, membuat rasa kehilangan yang mendalam pada rumpun adat dan keluarga sehingga rasa haru saat pelaksanaan pelepasan pemberangkatan jenazah ke tempat pemakaman umum (TPU) melalui upacara ritual adat pamona tentang penghargaan dan penghormatan terakhir pada almarhum diiringi dengan lagu mars Lemba Pamona Luwu membuat suasana jadi sedih hingga kucurkan deraian air mata. Kamis (12/01/23) sekitar pukul. 01.23 WITA. Kecamatan Tomoni, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Penyebab wafatnya almarhum lewat keterangan keluarga saat menyampaikan kata kata sambutan bahwa almarhum telah lama mengidam penyakit kronis sehingga pengobatannya tak cukup hanya di lutim bahkan berobatpun sampai ke Makassar, namun alhasil upayah itu ajalpun menjemput.
Upacara ritual adat dipimpin langsung oleh ketua umum lembaga adat Lemba Pamona Luwu, Luter Mansur Baso Meringgi Sth, bersama jajarannya, Yonto Mogadi, Kalpin Lakipundu, Rispon ld Ropelemba, Marlan Pesoba, Madalena Rampu Tantolu. Serta beberapa rekan adat lainnya.
Pelepasan jenazah dihadiri dari berbagai kalangan rumpun keluarga, hingga ketua umum Ikatan Keluarga Toraja (IKAT) asal Luwu Utara ibu Martina turut berbelasungkawa dalam acara itu.
Selain itu hadir pula Camat Tomoni Timur Herpik Kolobinti, Kades Bayondo Hespan K, Kades Tadulako serta para tokoh masyarakat, gembala jemaat, pendeta, majelis jemaat.
Sebagai harapan tokoh lembaga adat Lemba Pamona Luwu dalam acara itu agar seluru rumpun keluarga yang ditinggalkan oleh almarhum sebisanya mengikuti jejak almarhum yang selalu setia membimbing mengangkat harkat dan martabat leluhur lewat sesi adat istiadat secara formal melalui norma norma budaya yang diwariskan oleh leluhur kita hingga saat ini. (RS/**)